Mengapa Hatimu Begitu
Keras Dan Hidupmu Terasa
Kacau?
Dunia, lagi- lagi dunia,
mengeraskan hati bagi jiwa- jiwa
yang lalai. Menundukkan
ketegaran bagi pemegang iman
yang lemah dan mengacaukan
pikir manusia berhati gersang.
Episode selanjutnya, adalah
kesempitan dada, hidup penuh
dengan goncangan, dan tidak
pernah merasakan ketenangan
dan kedamaian sama sekali.
Betapa kasihannya manusia
seperti ini. Ibarat tenggelam
dalam lautan luas tanpa batas,
dia sama sekali tidak memiliki
pegangan apapun, sampai
akhirnya dia tenggelam dan...
mati.
Tidaklah Allah memberikan
hukuman yang lebih besar
kepada seorang hamba selain
dari kerasnya qalbu dan jauhnya
dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Dan neraka adalah diciptakan
untuk melunakkan hati yang
keras.
Tengoklah betapa hati yang
keras begitu sangat kering dan
merongrong hidup manusia
tersebut terus-menerus, sedang
kegundahannya muncul
terhadap segala sesuatu. Jiwanya
pun terasa kosong, sehingga
bagian tubuhnya yang lain ikut
bercermin kepadanya.
Dengarkan lisannya. Dia
bergerak tanpa berpikir. Bagai
menyebar bulu keluar dijalan,
sehingga dalam beberapa detik
bulu- bulu itu hilang entah
kemana. Ketika manusia tersebut
berniat kembali untuk
menemukan dan
membersihkannya, hal itupun
menjadi hal yang mustahil untuk
dilakukan. Maka banyak
tersakitilah hati- hati saudaranya
karena ketajaman kata dari lidah
yang tiada berdzikir.
Lisan adalah anak kandung hati.
Lisan mengikuti hati. Hati yang
keras adalah hati yang kosong
dari berbagai nasehat yang baik,
dan akan menjadi buta
karenanya. Dan bila seseorang
telah buta hatinya maka ia akan
semakin jauh dari cahaya Illahi.
Begitulah gambaran jelas ketika
kekerasan hati sudah terlanjur
menancap dan akhirnya si
manusia hanya menjadi budak
dan bulan- bulanan nafsu,
sedang setan sebagai
pengemudinya. Naudzubillah...
Maka tidak adalah keraguan atas
firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman Dalam Az
Zumar 22 : "Maka celakalah bagi
mereka yang keras qalbunya dari
berdzikir kepada Allah. Mereka
berada dalam kesesatan yang
nyata."
Sungguh betapa betapa kasihan
manusia- manusia itu...
...Tidaklah Allah
memberikan hukuman
yang lebih besar kepada
seorang hamba selain
dari kerasnya qalbu dan
jauhnya dari Allah
subhanahu wa ta'ala. Dan
neraka adalah diciptakan
untuk melunakkan hati
yang keras...
Saudaraku...
Dalam sendiri, jujurlah pada diri,
apakah kau merasa jauh dari
Allah? Jika ya, mungkin saja
keadaan hatimu sudah
sedemikian mengeras. Dan
pantaslah jika kau bersedih,
sebab hati yang paling jauh dari
Allah adalah hati yang paling
keras, dan jika hati sudah
mengeras maka indrawi pun
terasa gersang. Hatimu yang
keras bisa saja ditimbulkan oleh
empat hal yang dilakukan
melebihi kebutuhan: makan,
tidur, bicara, dan pergaulan.
Maka Berhentilah!...
Sudahilah derita penyiksaan atas
dirimu sendiri itu!Sudahilah
semua kekacauan hidupmu yang
diakibatkan kekerasan hatimu ini!
Tidakkah kau kasihan melihat
sampai seperti itu kau
mendholimi dirimu sendiri?
Menyerahlah!...
Karena hanya Allah yang akan
mengeyangkan batinmu dengan
kebahagiaan.Bukankah itu yang
selama ini kau cari?.
Menyerahlah kepada sang Maha
Rahman, sumber kebahagiaan
sejatimu.
Kembalilah!...
Kembalilah untuk berkelana
mengarungi makna-makna
Kalamullah dan ayat-ayat-Nya
yang nampak di pelupuk
matamu, dan kau pun akan
menuai hikmah-hikmah yang
langka dan faedah-faedah yang
indah. Jika hatimu senantiasa
disuapi dzikir dan disirami dengan
berfikir serta dibersihkan dari
kerusakan, maka kau pasti akan
melihat keajaiban dan diilhami
hikmah.
Bukankah selama ini kaupun
tumbuh dalam kasih sayang dan
kelembutan Allah sang maha
rahman, lalu mengapa kau tetap
harus berkeras hati
menyebarkan kekerasan dan
kekasaran hati dan lisanmu
kepada sesamamu? Tidakkah
dapat kau rasakan kasih dari
Tuhanmu?
Bukankah Allah juga
mengkaruniakan akal kepada kita
untuk menjadi manusia berhati
lembut dan penuh kasih sayang?
Lalu mengapa kau masih
berkasar hati? ataukah sudah
karena saking terlalu banyaknya
dosa yang menutup sehingga
cahaya hati terlalu susah untuk
menyinari lagi?
Saudaraku...
Tidak setiap orang yang berhias
dengan ilmu dan hikmah serta
memeganginya akan hidup
dalam kebaikan. Kecuali jika
mereka menghidupkan qalbu
dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang
membunuh hatinya dengan
menghidupkan hawa nafsunya,
maka tak akan muncul hikmah
dari lisannya.
Dan siapapun yang ingin
mensucikan hatinya maka ia
harus mengutamakan Allah
dibanding keinginan dan nafsu
jiwanya.
Kerapuhan hati kita adalah
karena lalai dan merasa aman,
sedang tenangnya batin adalah
karena takut kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan dzikir.
Maka tengoklah dan belajarlah
dari sebuah hati yang merasa
zuhud dari hidangan-hidangan
kenikmatan dunia, dia akan
duduk menghadap hidangan-
hidangan akhirat. Sebaliknya jika
ia ridha dengan hidangan-
hidangan dunia, ia akan
terlewatkan dari hidangan
akhirat.
Siapapun, siapapun yang
menempatkan hatinya disisi
Rabb-nya, ia akan merasa tenang
dan tentram. Dan siapapun yang
melepaskan hatinya di antara
manusia, ia akan semakin kacau
dan gersang hatinya.
Ingatlah! Kecintaan terhadap
Allah tidaklah akan masuk ke
dalam hati yang teramat
mencintai dunia kecuali seperti
masuknya gajah ke lubang jarum.
...Kecintaan terhadap
Allah tidaklah akan masuk
ke dalam hati yang
teramat mencintai dunia
kecuali seperti masuknya
gajah ke lubang jarum...
Hati kitapun bisa sakit seperti
halnya badan yang bisa terluka.
Dan obat dari semua itu adalah
dengan bertaubat. Hati pun bisa
tumpul dan berkarat, seperti
benda yang di umbar begitu saja
tanpa ada perhatian untuk
mengurusnya. Dan
cemerlangnya semua itu adalah
dengan berdzikir. Hati bisa pula
telanjang sebagaimana badan,
dan pakaian keindahannya adalah
taqwa. Hati pun bisa lapar dan
dahaga sebagaimana badan,
maka makanan dan minumannya
adalah mengenal Allah
subhanahu wa taala, cinta,
tawakkal, bertaubat dan tunduk
patuh hanya kepada Allah
Subhanahu Wata'ala.
Saudaraku...
Betapapun kerasnya hidupmu
sekarang, namun jagalah hatimu
agar senantiasa lembut,
mendamaikan dan
menyejukkkan, paling tidak untuk
dirimu sendiri dahulu.
Ketahuilah, bahwa hanya orang
yang baik yang akan selalu dekat
dengan kebaikan, dan kebaikan
akan selalu mendekatkan kepada
rahmat dan keberuntungan.
Jika Allah Subhanahu wa Wa'ala
cinta kepada seorang hamba,
maka Allah Subhanahu wa Ta'ala
akan memilih dia untuk diri-Nya
sebagai tempat pemberian
nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan
memilihnya di antara hamba-
hamba-Nya, sehingga hamba itu
pun akan menyibukkan
harapannya hanya kepada Allah.
Hatinya senantiasa dengan
berdzikir kepada-Nya, anggota
badannya selalu dipakai untuk
berkhidmat kepada-Nya.
Wahai jiwa.. tunduklah!
Tunduklah kepada sang
penguasa langit dan bumi, sang
pemegang nyawa dan ubun-
ubun manusia,sang penggerak
dan pencipta jagad raya.
Tunduklah dalam keikhlasan dan
kepasrahan kepadaNya.
Wahai jiwa.. damailah! Damailah
dalam kelembutan dan kebaikan
sebagai cerminan rahmat dari
sang maha Penyayang kepada
hamba- hambanya yang
senantiasa memenuhi celah
kosong mereka dengan
keagungan dan keperkasaanNya
yang Abadi.
(Syahidah/Voa-islam.com)
Share this post..
View Full Version
Home | Muslimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar